Surabaya, Suryanews.co.id – Hasil pelacakan Tim Tracing Gugus Tugas terhadap 1.491 kasus positif Covid-19 di Jatim sampai Minggu (10/5/2020), setidaknya ada 52 klaster penularan yang sudah teridentifikasi.
Kohar Hari Santoso Ketua Tim Tracing Gugus Tugas Covid-19 mengatakan, klaster dengan sumbangsih terbesar berasal dari kegiatan Pelatihan Petugas Haji Indonesia di Asrama Haji Surabaya.
Kegiatan yang berlangsung pada 8-19 Maret itu diikuti 413 orang peserta dari berbagai daerah di Jatim, juga dari Provinsi Bali dan Nusa Tenggara Timur. Kohar menyebutkan, sudah ada 167 orang positif Covid-19 di klaster ini.
Selain klaster itu, ada klaster Pondok Pesantren Al-Fatah Temboro, Magetan yang juga cukup besar. Dalam klaster yang kasusnya sudah sampai ke Malaysia ini sudah ada 46 orang positif Covid-19.
Klaster ketiga terbesar adalah klaster baru yang juga menyumbangkan cukup banyak kasus Covid-19 di Surabaya. Yakni klaster penularan Covid-19 di Pabrik PT HM Sampoerna Tbk, Rungkut 2 Surabaya.
Data yang dihimpun suryanews.co.id berdasarkan pernyataan sejumlah narasumber baik dr Joni Wahyuhadi Ketua Gugus Kuratif, maupun Khofifah Gubernur Jatim, ada 77 karyawan yang terjangkit.
Namun, dalam konferensi pers di Gedung Negara Grahadi Minggu malam, data yang ditampilkan Kohar menunjukkan, hanya ada 41 orang karyawan Sampoerna yang terjangkit Covid-19 di klaster ini.
Padahal, seperti dikatakan dr Joni di awal kemunculan klaster ini, ada 163 karyawan menjalani swab tes PCR yang digelar mandiri oleh PT Sampoerna di salah satu RS Swasta, dan belum semua hasilnya keluar.
“Di luar itu, ada klaster lain seperti klaster pasar di Bojonegoro, lalu ada klaster di sejumlah perusahaan, juga ada klaster tenaga kesehatan,” kata Kohar tanpa menjelaskan secara lebih gamblang.
Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur dalam kesempatan yang sama menambahkan, hasil rapid test terhadap sejumlah orang di tiga pasar di Bojonegoro ada 168 orang dinyatakan reaktif.
“Kemarin dr Kohar sudah mengirim tim untuk melakukan swab membawa virus transport media (VTM) untuk 71 orang. Besok akan bawa lagi untuk 74 orang,” ujarnya.
Khofifah juga bilang, Pemprov sudah menyampaikan kepada Bupati Bojonegoro agar warga yang hasil rapid test-nya reaktif sebaiknya diisolasi di ruang observasi berbasis desa yang ada.
“Jikalau memang dibutuhkan, kami sudah menyampaikan, mereka yang reaktif bisa diobservasi di Gedung BLK Disnaker (Jatim) dan UPT Dinsos di Bojonegoro. Di sana cukup luas tempatnya,” katanya (SSnet/Red)