Ada Apa Dengan Polres Bojonegoro?Pelaku Pembacokan Belum Tertangkap Sampai Saat Ini

0
387
Korban pembacokan Mutasam 59 tahun warga Dusun Prembugan

Bojonegoro, SURYANEWS – Mutasam(39) warga dusun Prembungan desa Pekuwon kecamatan Sumberejo kabupaten Bojonegoro Jawa Timur yang merupakan korban pembacokan mencari keadilan dengan melaporkan musibah yang dialaminya ke Polres Bojonegoro.
Laporan korban juga telah diterima oleh Satreskrim Polres Bojonegoro pada tanggal 19 Juli 2022.

Dari berita sebelumnya kronologi kejadian saat itu korban Senin malam tanggal 18 juli 2022 pukul 23.55. bersama istrinya ke musholla Al Mujahidin dan didobrak oleh GF, PCG (inisial pelaku) dan seorang lagi teman pelaku sehingga berjumlah 3 orang. Para pelaku memaksa korban keluar dari toilet musholla ,dan selanjutnya korban pulang bersama istrinya dan setelah sampai rumahnya pintu rumah korban didobrak 3 orang pelaku hinggq korbqn s dipukuli oleh 3 orang , juga dibacok dengan memakai celurit .

Korban menuntut agar pelaku segera ditangkap dan dijebloskan ke penjara karena dari laporan yang sudah diterima oleh Satreskrim Polres Bojonegoro sudah lebih dari 3X24 Jam.
Kalau hingga saat ini belum juga ditangkap perlu dipertanyakan ada apa dengan Polres Bojonegoro? jangan sampai hukum seperti pisau yang tajam kebawah tumpul yang atas.

Polres Bojonegoro segera memproses laporan korban sesuai hukum yang berlaku di Indonesia .
Laporan yang telah dibuat dengan Nomor:. LP/B/103/VII/2022/SPKT/Polres Bojonegoro.

Menurut Kanit 1 Reskrim Polres Bojonegoro AKP Harjo lewat sambungan telepon mengatakan jika hingga saat ini aparat masih mencari pelaku dan proses hukum akan terus Berjalan.

Korban saat ini masih mengalami trauma berat dan belum berani pulang ke keluarga karena takut dengan ancaman. Serta ada rumor yang juga mengatakan ada upaya mendamaikan para pelaku dengan korban oleh perangkat desa Pekuwon, karena korban dianggap mempunyai ketebelangan mental. Tetapi saat membuat laporan ke Polres ditanya korban menjawab dengan lancar dan lugas. Dan korban juga bertekat untuk tidak mencabut laporannya. Aplagi masyarakat desa Pekuwon jugq menuntut agar premanisme diberantas habis sampai ke akar akarnya, karena selalu meresahkan masyarakat. (*)