Lamongan, SURYANEWS.CO.ID – Pedagang hewan kurban untuk Idul Adha 2020 mengkhawatirkan fisik kambing yang cenderung lebih lemah dan rentan sakit di tengah masa pandemi Covid-19.
Di satu sisi, perekonomian yang terpuruk pada masa pandemi Covid-19 membuat pedagang lebih khawatir dengan pengaruh permintaan hewan sehingga lebih memilih menjual sapi.
“Ada rencana untuk jual kambing juga, nanti . Mungkin nanti H-10 karena kalau sapi kondisinya ‘kan lebih kuat dibanding kambing,” kata Rakidin pedagang hewan saat ditemuu Suryanews.co.id di pasar hewan desa Nguwok Modo Lamongan, Selasa (14/7/2020).
Padahal, lanjut dia, pada tahun-tahun sebelumnya Rakidin selalu menjual kambing dan sapi setiap jelang Iduladha.
Sejak 3 hari lalu, Rakidin memasok 7 ekor sapi untuk dijual menjelang Lebaran Haji yang dia peroleh dari blantik blantik rekananya juga dari desa sekitarnya di desa Kadung Baureno
Sapi kurban miliknya memiliki harga beragam, mulai dari Rp15 juta sampai Rp25 juta. Namun, dia belum berhasil menjual satu sapi pun.
Dia sudah mempunyai langganan sendiri dari orang orang yang berkurban juga panitia kurban yang tiap menjelang idul adha biasa menghubunginya.
“Jadi, sekarang belum dapat dilihat ada perbedaan saat menjual di tengah pandemi Covid-19 atau tidak,” kata Rakidin ditemanai putranya. Diiyakan juga oleh Sugeng pedagang sapi asal Kecamatan Pucuk.
Untuk luar kota dia juga melayani dan alhamdulillah lancar karena distribusi hewan kurban selama pandemi, Rakidin mengaku tidak alami kesulitan karena tidak terhambat kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) saat dikirim ke Jakarta dan Surabaya.
“Distribusi lancar tidak berbeda dari tahun-tahun sebelumnya,” kata pria yang sudah belasan tahun berdagang hewan kurban itu.
Hal itu, menurut Rakidin, sapi-sapinya sudah bersertifikat. Karena beliau sudah mengurus kelengkapan berkas, seperti sertifikat sehat dari Dinas KPKP (Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian) dari asal sapi dikirim.(fatta/Red)
