SuryaNewsBojonegoro-Anna Mu’awanah, mantan Bupati Bojonegoro 2018-2023 masih menjadi idola bagi kalangan akar rumput. Pembangunan infrastruktur jalan dan irigasi yang langsung bersentuhan dengan masyarakat menjadi tolak ukur mereka. Selain bantuan-bantuan sosial kemasyarakatan yang juga mereka terima selama ini.
“Wong cilik atau masyarakat grassroot mayoritas masih menjadikan Anna Mu’awanah idola. Mereka seolah tidak melihat yang lain. Ini juga sekaligus meyakinkan yang bersangkutan untuk yakin maju dan bakal menang kembali,” kata pengamat politik, Cak Ta’in Komari SS kepada media Selasa (13/8).
Menurut Cak Ta’in, melekatnya sosok Anna di kalangan grassroot setelah melihat pesatnya pembangunan infrastruktur selama ini. Hal yang didukung oleh APBD Bojonegoro yang mengalami peningkatan pesat setiap tahunnya. Meski begitu, sosok pemimpin tetap menentukan pembangunan berjalan dengan baik atau tidak.
APBD Bojonegoro TA 2024 mencapai Rp 8,7 triliun, namun informasi yang beredar pembangunan justru mandeg. Pejabat Bupati tidak berani melaksanakan banyak program dan cenderung yang normatif. Jika melihat angka realisasi APBD tahun ini maka itu hanya urusan wajid pemerintah yang terlaksana, terutama gaji pegawai dan belanja pegawai.
Faktor demografi masyarakat Bojonegoro juga masih sulit diajak berubah drastis, semua perlu dilakukan secara bertahap. Setidaknya dimulai dari pemberian pendidikan yang berkualitas dan tuntas, merubah mindset, menanamkan jiwa patriotisme, dan membangun karakter. “Itu bakal bisa dituntaskan kalau Anna Mu’awanah bisa memimpin kembali Bojonegoro,” ujar Cak Ta’in.
Faktor SDM di pemerintahan, lanjut Cak Ta’in, juga masih menjadi pekerjaan rumah yang berat. Pemimpin Bojonegoro harus mampu membangun etos kerja, energik, inovatif dan kreatif. “Kepemimpinan itu memang bagusnya ya kesinambungan, kalau dilanjutkan orang lain, takut programnya lain karena setiap pemimpin punya orientasi dan target sendiri,” paparnya.
Anna Mu’awanah selama menjabat sudah meletakkan dasar, setidaknya urusan infrastruktur hampir merata. Tapi demikian, perlu evaluasi di semua sektor, termasuk urusan yang harusnya diselesaikan dengan dana CSR Bojonegoro juga perlu dikoreksi lagi, sudah dinikmati manfaatnya oleh masyarakat atau belum.
“Secara umum, masyarakat grassroot merasa puas selama kepemimpinan Anna, dan berharap bisa dilanjutkan pada periode 2024-2029 nanti. Mereka masih berharap Anna Mu’awanah bisa mencalon bupati lagi. Setidaknya juga ada kontestasi dan persaingan. Soal siapa yang menang itu hanya bisa ditentukan setelah pemilihan dan perhitungan suara,” jelasnya.
Mantan jurnalis, dosen dan staf ahli pimpinan dewan itu menekankan perlunya masyarakat diberikan kesempatan memilih. Dia juga yakin partai pemenang di Bojonegoro tidak mungkin tidak bakal mencalonkan kadernya sendiri.
“Soal menang itu kembali pada strategi politik yang digunakan. Kalau kandidat bisa memahami psikologis masing-masing kelompok pemilih, tentu akan lebih mudah memenangkan dukungan dan pilihan. Semua perlu strategi khusus, kalau eforia acara per acara dukungan, itu hanya seremonial, dan tidak merepresentasikan realitas sesungguhnya, yang masih belum sebanding dengan jumlah semua pemilih,” tambahnya. ***