Dari 1000 Penerbangan Tinggal 50 Penerbangan, Jadikan Keuangan Lion Air Meradang

0
474
Pesawat Lion Air dengan pramugarinya di Bandara Juanda

Jakarta, Suryanews.co.id- Pesawat Lion Air harus memangkas jadwal penerbangan karena pembatasan penerbangan selama masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dalam rangka mencegah penyebaran virus corona Covid-19.

Jika selama ini pesawat Lion Air bisa terbang menuju sekitar 1000 kali per hari, kini mereka hanya bisa terbang sekitar 5% saja per hari.

Keterbatasan terbang pesawat Lion Air ini membuat kondisi keuangan Lion Air Grup menghadapi masalah berat dalam beberapa bulan terakhir.

Tak hanya itu, jumlah penumpang pesawat Lion Air juga harus dibatasi agar bisa memenuhi protokol kesehatan dalam rangka mencegah penyebaran virus corona Covid-19.

Akibat dari berkurangnya penerbangan pesawat Lion Air dan kesulitan keuangan ini, Lion Air Grup memberlakukan penundaan pembayaran tunjangan hari raya (THR) kepada seluruh karyawannya yang berjumlah sekitar 29.000 orang, hingga kondisi keuangan pulih. Bagi karyawan level bawah, Grup Lion Air ini melakukan pembayaran sebagian THR atau mengangsur hingga kondisi keuangan membaik.

“Lion Air Group tengah berada di masa sulit dan menantang, atas kondisi yang tercipta akibat Covid-19 serta memberikan dampak luar biasa, termasuk situasi yang penuh ketidakpastian,”ungkap Corporate Communications Strategic of Lion Air Group, Danang Mandala Prihantoro, Rabu (20/5) dalam pernyataan tertulis yang dikutip dari kantor berita Antara.

Lion Air Grup terdiri dari maskapai penerbangan pesawat Lion Air (kode penerbangan JT), Wings Air (kode penerbangan IW), Batik Air (kode penerbangan ID) dan anggota afiliasi lainnya. Danang menyampaikan penjelasan terkait beredarnya informasi terkait penanganan manajemen atas karyawan selama masa pandemi corona Virus Disease 2019 (Covid-19).

Menurut Danang tahun ini, pandemi Covid-19 menjadikan industri penerbangan mati suri atau tidak beroperasi normal secara domestik dan internasional. Sementara, biaya-biaya yang harus ditanggung tanpa beroperasi masih cukup besar, sehingga menimbulkan kesulitan yang sangat berat bagi operasional pesawat Lion Air.

Kondisi ini juga dialami operasional pesawat Lion Air oleh Lion Air Grup. “Keadaan yang terjadi mendorong manajemen perusahaan-perusahan penerbangan mengambil langkah-langkah yang dianggap dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, termasuk tindakan atau kebijakan yang tidak disukai atau yang tidak populis,” katanya.

Perusahaan anggota Lion Air Group memutuskan kebijakan-kebijakan yang dinilai dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Dalam upaya menjaga kelangsungan dimaksud, pada kondisi pendapatan yang sangat minimal akibat berkurangnya operasional pesawat Lion Air.

Ia menyebut dengan adanya pembatasan perjalanan, armada pesawat Lion Air Grup yang beroperasi hanya 5% dari kapasitas normal. Artinya Jika sebelumnya rata-rata 1.000 penerbangan per hari, saat ini hanya sekitar 50 penerbangan saja.

Lion Air Group melakukan pembicaraan dengan mitramitra usaha akibat berkurangnya operasional pesawat Lion Air ini, serta melakukan pemotongan penghasilan alias gaji seluruh manajemen dan karyawan. Adapun nilai prosentase pemotongan gaji ini bervariasi, semakin besar penghasilan semakin besar nilai nominal potongannya.

Kebijakan pemotongan gaji tersebut telah mulai dilaksanakan dan diterpakan Lion Air Grup sejak Maret, April, Mei sampai waktu yang belum ditentukan. (Antara /Red)