SuryaNews Jakarta-Pengakuan Ketua KPK, Firli Bahuri tentang mobilnya ‘hilang’ di Bareskrim Mabes Polri itu dianggap sebagai guyonan tidak bermutu. Hal yang tidak mungkin terjadi. Termasuk dengan pernyataan merasa asing ketika berada di Bareskrim tersebut.
Firli diperiksa dua kali oleh penyidik Polda Metro Jaya dan KPK di Bareskrim terkait dugaan pemerasan terhadap Mantan Menteri Pertanian Sahrul Yasin Limpo (SYL). Dua kali pemeriksaan itu, Firli luput dari pantauan dan incaran wawancara wartawan. Artinya Firli tahu akses khusus bagaimana dia datang dan perlu tanpa sepengetahuan wartawan.
“Mobil mantan perwira Bintang Tiga hilang di Mabes Polri itu lelucon yang paling konyol. Tidak masuk akal dan di luar nalar.” kata Ketua Lembaga Transparansi Anggaran dan Anti Korupsi Indonesia (Lemtaki) Edy Susilo kepada wartawan (22/11).
Menurut Edy, terlalu banyak sandiwara yang dilakukan Ketua KPK Firli Bahuri semenjak kasus dugaan pemerasan terhadap SYL menjadi penyidikan dan SPDP nya dikirim ke kejaksaan. Mulai mangkir dari panggilan pemeriksaan sudah tercatat tiga kali, dan dua kali bersedia diperiksa namun tidak mau diperiksa di Mapolda Metro Jaya dan minta dipindahkan ke Bareskrim Mabes Polri.
“Firli sudah tahu, kalau dirinya diperiksa di Mapolda Metro bisa langsung diumumkan sebagai tersangka dan ditahan penyidik. Makanya berusaha selalu menghindar,” jelas Edy.
Lebih lanjut Edy menekankan penyidik Polda Metro Jaya untuk tidak terpengaruh dengan manuver apapun yang dilakukan Firli dan fokus ke kasus dugaan pemerasan dan gratifikasi terkait sewa rumah rehat di Kertanegara 46 oleh pengusaha Alex Tirta.
Firli beberapa waktu lalu menyatakan kalau merasa asing saat pemeriksaan di Bareskrim oleh penyidik Polda Metro Jaya, Bareskrim dan KPK. Padahal kondisi yang sebaliknya, Firli sangat faham seluk beluk dan hafal tentang kondisi Bareskrim. Termasuk jalur khusus untuk kendaraan keluar masuk tanpa diketahui oleh wartawan.
“Firli sedang membuat drama Baru dan pembohongan publik. Tidak masuk akal dia merasa asing di Bareskrim, sementara dia tahu jalur tikus dan dapat fasilitas jalur tikus sehingga luput dari perhatian wartawan,” papar Edy.
Selain itu penyataan mobil ‘hilang’ juga jadi guyonan tidak bermutu. Selain hampir setiap sudut di Mabes Polri itu diawasi CCTV, hanya orang-orang tertentu yang punya akses khusus bisa bawa kendaraan ke dalam lingkungan Mabes Polri. Jadi kalau mobil hilang di Bareskrim itu lelucon sebagai alibi menghindari pertanyaan wartawan.
“Sebenarnya kunci sekarang ada di penyidik Polda Metro. Mereka perlu mengumumkan status Firli terkait dugaan pemerasan dan gratifikasi. Dengan begitu, publik akan paham sebenarnya siapa yang bersandiwara selama ini,” tambah Edy.**$