FKMB Menilai Terlalu Dini Salahkan Standar Pertamina Soal Kebakaran Mess Kontainer

0
103
Edy Susilo

 

SuryaNews Bojonegoro -Forum Kedaulatan Masyarakat Bojonegoro (FKMB) meminta DPRD Bojonegoro tidak asal komentar terkait peristiwa kebakaran mess kontainer kontraktor Pertamina. Kebakaran yang terjadi pada Selasa (24/10) siang itu menghanguskan 4 mess kontainer, namun dipastikan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.

“Terlalu dini DPRD mempertanyakan standar keamanan kerja Pertamina itu. Kebakaran itu bencana dan kesepakatan, bisa kapan saja terjadi. Sejauh belum diketahui apa penyebabnya,” kata Ketua FKMB Edy Susilo SSos kepada media (25/10)

Menurut Edy, anggota dewan seharusnya tidak menjadikan momentum kecelakaan itu untuk dipolitisasi. Apalagi aparat kepolisian masih dalam tahap penyelidikan terkait penyebab peristiwa kebakaran tersebut. “Lihat saja dulu kinerja dewan terkait pembahasan anggaran, transparan tidak? Bagaimana pengawasannya? Bagaimana realisasi pokir mereka?” tanya Edy balik bertanya.

Lebih lanjut Edy menjelaskan bahwa Pertamina merupakan perusahaan multinasional yang tentu memiliki standar semua bidang keamanan kerja maupun lingkungan, begitu juga dengan perusahaan kontraktornya. “Apalagi ini penyebabnya belum diketahui, apakah human error’ atau sistem? Kalau sudah tahu baru bisa kita nilai.” ujarnya.

Cuaca panas akibat kemarau panjang di Jawa, termasuk Bojonegoro sering memicu terjadinya kebakaran. Kondisi tersebut juga sering mempersulit petugas pemadam meskipun sudah datang lebih awal ke lokasi kebakaran.

“Seharusnya kita prihatin dengan peristiwa kebakaran, kan bukan hanya Pertamina yang terjadi kebakaran, kenapa yang sebelumnya ditanya standar keamanan. Coba cek, apakah semua bangunan di Bojonegoro sudah standar keamanan nya, pemasangan instalasi listrik dan sebagainya,” tegasnya.

Untuk itu, Edy menyarankan agar semua pihak tidak ada yang saling menyalahkan. Kalau perusahaan tidak memiliki standar iso tentu tidak akan mendapatkan ijin operasional dari pemerintah. Termasuk juga perubahan kontraktor, Yamano Technik yang bergerak di bidang Minyak dan Gas Bumi sebagai penyedia alat pengeboran dan kerja ulang sumur (Drilling dan Workover Service).

Lebih lanjut Edy menjelaskan, perusahaan yang bergerak di bidang migas memang memiliki risiko tinggi maka standar iso baik keselamatan kerja maupun lingkungan harus dipenuhi. Bahkan bisa terjadi ledakan pada tangki-tangki minyak akibat kebakaran tersebut. “Saya yakin semua itu sudah disiapkan, tapi namanya kecelakaan bisa saja terjadi. Maka kita tunggu hasil pemeriksaan polisi, apakah ini kesalahan manusia atau sistem, atau murni kecelakaan,” tegasnya.

Seharusnya, tambah Edy, anggota dewan mendorong bagaimana sistem penanganan kebakaran bisa cepat dilakukan oleh petugas. Apakah semua kendaraan pemadam sudah sesuai standar untuk daerah yang memang memiliki kerawanan tingkat tinggi terkait kebakaran. “Seharusnya semua pihak tidak ada yang saling menyalahkan, apalagi belum jelas menyebabkan. Kalau sedang berasumsi itu repot, jadi gak perlu memperkeruh keadaan,” tambah Edy.**#