Bojonegoro l suryanews.co.id-FKMB mencium ada bau tak sedap dalam aksi penangkapan 2 oknum wartawan terduga melakukan pemerasan terhadap kontraktor proyek-proyek di wilayah Bojonegoro. Kontraktor yang dijadikan korban dan obyek pemerasan tentu ada indikasi penyimpangan dan masalah dalam proyeknya. Jika tidak ada masalah yang ditutupi tentu kontraktor bisa mengabaikan permintaan atau tuntutan dari para pelaku tersebut.
“Kita berharap pelaku mau buka-bukaan terkait obyek proyek yang sedang disorot, tentu ada indikasi menyimpang atau ada masalah yang mau ditutupi. Ini bakal menarik, jangan penegak hukum menutupi masalah lainnya dengan kasus dugaan pemerasan tersebut.” kata Ketua FKMB Edy Susilo SSos kepada media Jum’at (13/12) menanggapi ditangkapnya 2 oknum wartawan oleh Kasi Intel dan Kasih Pidsus Kejari Bojonegoro.
Menurut Edy, pihaknya mendukung untuk proses hukum terhadap oknum-oknum tertentu yang mengatasnamakan wartawan maupun LSM, yang menakut-nakuti kontraktor untuk keuntungan pribadi. Kemudian mereka mentransaksikan data dan informasi masalah proyek dengan kontraktornya agar tidak diberitakan atau diungkap ke publik. “Tentu ada alasan yang membuat seseorang bisa melakukan pemerasan, jika tidak ada masalah tentu kontraktor juga tidak bisa ditekan oleh siapapun,” ujarnya.
Edy menjelaskan, belakangan informasi terkait proyek-proyek bermasalah di wilayah Bojonegoro memang santer disorot media. Ada yang pekerjaannya molor, ada juga yang tidak sesuai spesifikasi, bahkan sudah ada indikasi korupsi.
“Dengan tertangkapnya 2 oknum wartawan itu diharapkan proses hukumnya bukan hanya fokus pada aksi dugaan pemerasan, tapi menelisik subtansi mengapa upaya pemerasan itu terjadi. Jika memang ada indikasi proyek-proyek para kontraktor bermasalah maka harus diproses hukum juga.” jelasnya.
Lebih lanjut Edy menjelaskan, kejadian penangkapan tersebut untuk dijadikan pembelajaran pada semua pihak. Tapi diingatkan agar penegak hukum tidak berkonspirasi melindungi kontraktor-kontraktor nakal yang proyeknya bermasalah.
“Jika penegakan hukum dijalankan dengan tegas dan adil, maka peluang terjadinya upaya pemerasan juga akan semakin sempit. Jadi ruang itu tercipta karena tidak berjalannya hukum sebagai harapan masyarakat.” urainya.
Mahasiswa Magister Hukum Unitomo Surabaya itu menambahkan, FKMB bakal menggelar forum grup diskusi (FGD) membahas masalah tersebut. “Ini menjadi fenomena menarik untuk dilakukan kajian dan dibahas secara ilmiah dan akademisi. Kita akan buat FGD secepatnya.” pungkasnya.***