FKMB Nilai Teguh-Farida sebagai Pahlawan Demokrasi Bojonegoro

0
90
Pasangan Teguh Farida cabup Bojonegoro 2024

 

SuryaNewsBojonegoro-Forum Kedaulatan Masyarakat Bojonegoro (FKMB) menobatkan pasangan calon Bupati Bojonegoro, Teguh Haryono dan Farida Hidayati sebagai pahlawan demokrasi di Bojonegoro. Mereka dinilai sebagai penyelamat pilkada yang hampir diikuti calon tunggal melawan kotak kosong. Akibat dari aksi borong partai yang dilakukan Wahono-Nurul.

“Mas Teguh dan Mbak Farida memberikan masyarakat pilihan dalam pilkada. Mereka telah menjadi penyelamat demokrasi di Bojonegoro. Kami pikir ini perlu kita apresiasi.” kata Ketua FKMB Edy Susilo SSos kepada media, Minggu (8/9).

Menurut Edy, masyarakat Bojonegoro hampir tidak punya pilihan menentukan Bupati Bojonegoro 2024-2029 akibat aksi borong partai dari koalisi KIM Plus. MK membuat peta politik berubah hampir di 50 daerah yang berpotensi calon tunggal menjadi berlawan, dari potensi 100 daerah. Bojonegoro menjadi salah satu daerah yang terselamatkan. Di seluruh wilayah Jawa Timur masih ada 5 daerah yang diikuti calon tunggal melawan kotak kosong, termasuk Pilwako Surabaya.

“Ini juga bukan soal perubahan politik akibat putusan MK, tapi juga menyangkut keberanian dan tekad Mas Teguh dan Mbak Farida untuk maju di Pilkada Bojonegoro. Instriks politik yang dimainkan KIM Plus hampir membunuh demokrasi. Kita patut syukuri dan dukung figur seperti Mas Teguh-Farida sebagai bentuk perlawanan terhadap hegemoni kekuasaan,” jelasnya.

Lebih lanjut Edy menekankan, masyarakat untuk memilih pemimpin yang memiliki komitmen dan keberanian sikap. Bukan pemimpin boneka yang bakal disetir oleh pemerintah pusat. “Bojonegoro butuh pemimpin yang berani bersikap dan punya komitmen, ” ujarnya.

Bojonegoro, lanjut Mahasiswa Magister Hukum Unitomo Surabaya itu, memerlukan sosok pemimpin yang visioner, kreatif, berani menghadapi tantangan, dan punya komitmen terhadap pembangunan dan nasib masyarakatnya. Harapan itu ada pada pasangan Teguh-Farida yang menunjukkan sikap berani dan komitmen.

Sebelumnya masyarakat Bojonegoro meragukan bakal ada pasangan calon yang berani melawan Wahono-Nurul yang didukung 14 partai. Bahkan sekelas Anna Mu’awanah dipatahkan di penghujung waktu, dengan menarik SK yang sudah diterima dari DPP PKB. Keberhasilan Anna sebagai ketua PKB Bojonegoro yang mengantarkan partai sebagai pemenang dengan 13 kursi dari 50 kursi, serta mengantarkan 2 kursi DPR RI dari dapil Bojonegoro-Tuban seolah tidak dianggap dan diapresiasi oleh DPP PKB. Puncak kekesalan itu, ditandai dengan tegas Anna melepaskan jabatan Ketua DPC PKB Bojonegoro.

Farida Hidayati sendiri adalah kader PKB yang berhasil duduk di kursi Senayan bersama Anna Mu’awanah. Namun partai yang tidak aku mencalonkan kader dalam pilkada Bojonegoro juga membuatnya teguh bersikap mencalonkan bersama Mas Teguh. Awalnya Mas Teguh (PDIP) diproyeksi bakal menjadi calon wakil Anna Mu’awanah. Ternyata di penghujung waktu, Anna dilarang PKB dan SK diubah dukungan ke Wahono-Nurul.

“Teguh-Farida menjadi lambang perlawanan hegemoni kekuasaan, masyarakat akan bersama mereka. Masyarakat juga tentu tidak mau dipimpin kandidat yang awalnya tidak berani bertarung dengan mengkondisikan kotak kosong,” paparnya.

Edy menambahkan, masyarakat bisa melihat dan menilai bagaimana program yang ditawarkan masing-masing kandidat, sehingga menjadi pertimbangan dalam memilih. “Akhirnya masyarakat bisa melihat kandidat dengan aduh program. Mana yang lebih paham masalah rakyat dan solusinya. Satu sisi kita apresiasi, kita beri penghargaan, dan penghormatan yang setinggi-tingginya bagi Mas Teguh Haryono dan Farida Hidayati sebagai lambang pahlawan demokrasi Bojonegoro,” pungkasnya. ***