SuryaNewsBojonegoro-FKMB menyoroti prestasi Persibo Bojonegoro di pentas persepakbolaan Indonesia, yang selama ini masih berkutat di Liga3. Kalau dibandingkan dengan Persela Lamongan dan Gresik United yang saat mentas di Liga2 dan berjuang untuk naik kasta ke Liga1.
“Kemana Persibo selama Bojonegoro dipimpin Anna Mu’awanah? Masak kita kalah jauh dengan Persela maupun Gresik United?” kata Ketua FKMB Edy Susilo SSos kepada wartawan (14/9)

Menurut Edy, sepakbola Bojonegoro punya potensi besar jika dibina dan dikembangkan secara benar, dikelola dan diurus orang yang tepat. “Ini yang jadi pengurus orang partai, tak paham dan tak peduli sepakbola,” ujarnya.
Prestasi Persibo Bojonegoro menjadi sorotan publik seiring bergulirnya Liga2 wilayah Jatim dan Jateng sejak 10 September 2023. Ada kerinduan Boro Mania Liga2 bahkan Liga1 bisa digelar di Stadion Jenderal Sudirman. Karena tidak jelas pola pembinaan dan pengembangan, sepakbola Bojonegoro seperti pungguk merindukan bulan ketika bicara prestasi untuk tampil di kasta tertinggi Liga1 Indonesia.
Bojonegoro yang memiliki APBD hingga Rp. 8 triliun tentu tidak kesulitan untuk pembiayaan pembinaan dan pengembangan sepakbola. “Untuk Liga3 boleh dibiayai secara penuh oleh APBD bagi klub yang milik Pemkab atau BUMD. Beda kalau sudah masuk Liga2 dan Liga1, yang dituntut menjadi klub profesional full,” jelas Edy.
Lebih lanjut Edy menjelaskan, bahkan ketika Persibo Bojonegoro mampu berlaga di Liga1 diyakini tidak akan kesulitan untuk memperoleh sponsor karena adanya beberapa perusahaan multinasional di Bojonegoro. Sementara untuk pembinaan dan pengembangan sepakbola remaja tetap bisa menggunakan APBD.
“Ini persoalan tidak ada kemauan dan keinginan untuk benar-benar memajukan Bojonegoro di pentas olahraga nasional. Harusnya semua sektor ada peningkatan dan pengembangan,” tegas Edy.
Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah selama satu periode kepemimpinan 2018-2023 hanya mengedepankan pembangunan infrastruktur. Sementara pengembangan dan pembangunan sektor lainnya cenderung diabaikan dan dijalankan seadanya; pendidikan, kesehatan, ekonomi, termasuk olahraga, terutama sepakbola.
“Sepakbola Bojonegoro harusnya bisa lebih prestasi dibanding Persela Lamongan atau Gresik United, persoalannya tidak pernah serius mengurus sepakbola Bojonegoro.” tandasnya.
Edy menambahkan, kepemimpinan Anna Mu’awanah selama satu periode ini cukup mengecewakan karena tidak mampu mengembangkan Bojonegoro sebagai salah satu kota dan daerah maju. Padahal Bojonegoro punya APBD tertinggi di Indonesia untuk wilayah kabupaten saat ini. “Kita berharap ada kebanggaan tersendiri di Bojonegoro, setidaknya pendidikan dan sepakbola lah,” tambahnya. ***
