Surabaya, Suryanews.co.id – Pemerintah Kota Surabaya membantah keterlambatan penanganan Covid-19 di pabrik PT HM Sampoerna Tbk, Rungkut, Surabaya. Gubernur Jatim meminta agar pernyataannya tidak jadi polemik.
“Saya mohon kita tidak berpolemik, karena yang kami lakukan adalah how to solve the problem, how to solve the problem, dan seterusnya,” ujarnya di Gedung Negara Grahadi, Sabtu (2/5/2020) malam.
Sebelumnya, Jumat (1/5/2020), Khofifah menyatakan penanganan klaster baru di Pabrik Sampoerna agak terlambat responnya. Pada 14 April perusahaan sudah melapor ke Dinas Kesehatan Kota Surabaya.
Saat itu Khofifah mengatakan, ada kemungkinan laporan dari PT Sampoerna tidak detail sehingga laporan itu tidak langsung ditindaklanjuti Pemkot Surabaya, sehingga Sampoerna melapor ke Pemprov.
Dalam menangani penyakit Covid-19 di Jawa Timur, Khofifah mengaku selalu menekankan kepada tim Gugus Tugasnya, bahwa apa yang mereka lakukan adalah ijtihad, bekerja keras dan sungguh-sungguh.
“Itu bahasa saya kepada tim Pemprov. Karena seperti disebutkan Imam Al-Ghazali, salah satu tugas pemimpin di titik apapun, di level manapun, adalah untuk melindungi nyawa dan jiwa rakyatnya,” ujarnya.
Melindungi nyawa dan jiwa rakyat, Khofifah tekankan kepada timnya, adalah tugas dirinya dan mereka semua. Dan pada posisi demikian, Khofifah memastikan bahwa koordinasi intens terus mereka lakukan.
“Tadi malam Pak dr Joni harus negosiasi dengan hotel tempat isolasi karyawan Sampoerna. Hotel yang bersangkutan agak keberatan kalau ada yang positif. Kami siapkan rumah sakit rujukan,” ujarnya.
Khofifah berupaya meyakinkan bahwa koordinasi antar lini di Gugus Tugas Covid-19 Jatim sudah masuk pada koordinasi yang sangat teknis dan impersonal.
“Impersonal artinya tidak melihat mereka dari level apa, dari mana, dan seterusnya. Karena kewajiban kita melindungi nyawa dan jiwa masyarakat. Saya tugaskan kepada tim di Pemprov bahwa ini adalah ijtihad.
“Ada satu etos kerja yang ingin saya bangun. Ini bukan semata-mata karena tupoksi (tugas pokok dan fungsi). Enggak. Tapi ada pertanggungjawaban ukhrawi (akhirat),” ujarnya.
Dokter Joni Wahyuhadi Ketua Gugus Kuratif Penanganan Covid-19 Jatim mengakui, bahwa Dinas Kesehatan Kota Surabaya sudah melakukan penanganan terhadap klaster di PT HM Sampoerna Tbk.
“Seperti disampaikan Bu Gubernur kemarin, Dinkes Kota sudah menangani di sana. Memang betul. Tapi kemudian manajemen Sampoerna ke grahadi saya yang ditugasi menemui,” ujarnya.
Menurutnya, manajemen PT Sampoerna bersama Gugus Tugas Jatim sudah memetakan kronologis penularan. Bahwa di awal ada karyawan yang opname dan sudah ada penanganan oleh perusahaan.
“Perusahaan juga sudah melakukan tes PCR secara mandiri tapi hasilnya sampai sekarang belum keluar dan karyawan itu sudah berpencar. Lalu perusahaan datang ke kami pada 28 April,” ujarnya.
Joni juga menyatakan, dia sudah berdiskusi dengan Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya tentang sejauh mana penanganan kasus di Sampoerna ini oleh Dinkes Kota Surabaya.
“Kami saat itu sudah bilang, baik Bu, kita tangani ini bareng-bareng, karena ini problem besar. Saya kira saat ini waktunya lah, kita gotong-royong. Jadi tidak untuk engkel-engkelan, tapi untuk diselesaikan bareng,” ujarnya.
Joni mengklaim bahwa pihak PT Sampoerna sangat kooperatif dengan Pemprov Jatim dengan selalu berkomunikasi lewat WhatsApp atau telepon untuk mencari jalan keluar. (Enef/Red)