SuryaNews Batam-Ketua Kodat86 Cak Ta’in Komari menyerukan agar PT. Moya dibubarkan atau dibatalkan kontraknya. Pasalnya, perusahaan yang gak jelas agreement dengan BP Batam itu lebih memerankan sebagai broker dibanding sebagai pengelola air bersih di Kota Batam.
“Moya itu gak lebih cuma menjalankan fungsi broker bukan pengelola air bersih macam ATB atau Metito. Moya hanya menjadi perantara antara BP Batam (SPAM) dengan kontraktor,” kata Cak Ta’in kepada media Senin (1/7).
Menurut Cak Ta’in, kunci permasalahan pengelola air ada pada agreement antara BP Batam dan PT. Moya, yang diduga ada poin-poin yang berpotensi manipulatif. Persoalan maintenance, perbaikan dan investasi menjadi pertanyaan besar. “Kabarnya ada poin dalam agreement yang bias dan berpotensi menjadi isu bahkan kasus hukum,” ujarnya.
Cak Ta’in menjelaskan dokumen agreement antara BP Batam dan PT. Moya itu harusnya dibuka ke publik dan diberikan kemudahan akses. Karena yang dikelola adalah kebutuhan dasar hidup masyarakat, namun pada posisi yang paling dirugikan, terutama dalam hal pelayanan yang selalu terganggu.
“Agreement pengelolaan air itu bukan dokumen yang harus dirahasiakan atau dikecualikan untuk dibuka ke publik. Karena potensi pelanggaran hukumnya besar, agreement itu perlu dibuka dan dibedah kembali. Kita akan upayakan untuk mendapatkannya.” Jelas Cak Ta’in.
Lebih lanjut mantan Dosen Unrika Batam itu menekankan bahwa persoalan air bersih di Batam tidak akan pernah benar-benar beres. Kesalahan awalnya adalah penempatan pejabat sosial untuk mengurus persoalan teknis. “Coba ditanya ke pejabat SPAM BP Batam atau Moya, siapa yang tahu dan paham soal peta pipanisasi? Termasuk titik-titik perbaikan dan lokasi yang berpotensi gangguan. Pasti gak ada.” tegas Cak Ta’in.
Untuk itu, Cak Ta’in mempertanyakan penunjukkan Moya dalam pengelolaan air bersih di Kota Batam tersebut. Perusahaan itu seperti tidak memiliki kapabilitas. Setiap urusan publik, baik masyarakat maupun kontraktor, masuknya lewat Moya tapi keputusannya nunggu dari SPAM BP Batam.
“Kita contohkan perbaikan pipa bocor, Moya menunjuk kontraktor pelaksana, tapi begitu invoice tagihan dimasukkan. Maka harus menunggu Moya mengajukan ke BP Batam, ketika pembayaran dari BP Batam turun maka Moya baru melakukan pembayaran ke kontraktor. Lah ini kan model makelar, broker atau calo lah. Masak calo dipelihara, ya harus dibubarkan lah,” seru Cak Ta’in.
SPAM BP Batam hampir setiap hari mengumumkan adanya gangguan aliran air pada
konsumen. Diduga itu hanyalah alibi untuk penggunaan anggaran peliharaan dan perbaikan , termasuk ketidakmampuan menyelesaikan masalah air bersih di Batam. Melihat pola penanganan yang dilakukan SPAM BP Batam, masalah air bersih apalagi layak minum, tidak akan beres.
Cak Ta’in menegaskan pihaknya sedang berkoordinasi dengan beberapa pihak, termasuk aparat penegak hukum, untuk membongkar dan mengurai masalah carut-marut pengelolaan air bersih di Batam. “Ada banyak permainan dalam hal ini. Arahnya tentu manipulasi dengan potensi korupsi yang cukup besar. Kota akan bongkar dan urai semuanya, sambil menunggu langkah nyata oleh aparat penegak hukum,” tutupnya.***