Lagi, 150 TKA Cina Masuk Bintan Kepulauan Riau

0
432

Bintan, SURYANEWS.CO.ID – Ratusan pekerja asing ini terbang menggunakan pesawat Qingdao Airlines dari Cina dan mendarat di Bandara Raja Haji Fisabilillah (RHF) Tanjungpinang, Provinsi Kepri pukul 14.20 WIB. Tenaga kesehatan dari perusahaan PT BAI yang menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap langsung menyambut kedatangan pekerja.

Pantauan Tempo, para pekerja ini tampak menggunakan pakaian bebas. Setelah mendarat mereka langsung menjalani pemeriksaan kesehatan, kemudian dibawa ke PT BAI yang berada tidak jauh dari Bandara.

Kepala Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tanjungpinang, Agus Jamaluddin mengatakan, kedatangan TKA Cina ini merupakan yang ketiga kalinya. Gelombang pertama Agustus lalu sebanyak 340 orang, setelah itu dilanjutkan 150 orang pada awal September. “Mereka akan bekerja di PT BAI,” ujar Agus kepada awak media di Bandara RHF Tanjungpinang, Jumat.

Agus mengatakan, protokol kesehatan tetap dilakukan seperti kedatangan sebelumnya. Para pekerja asing membawa hasil rapid test dari Cina. Namun, kendati hasil rapid test mereka negatif, para pekerja asing tetap diperiksa, seperti diwawancara, pengukuran suhu tubuh, denyut nadi, serta mengisi kartu HAC. “Penerapan protokol kesehatan ini adalah screening bagi setiap siapa saja yang masuk Indonesia,” katanya.

Sebelum mulai bekerja, para TKA Cina ini harus menjalani serangkaian karantina di mess perusahaan. Agus memastikan bahwa mereka akan diawasi oleh tenaga kesehatan Dinkes Kabupaten Bintan dan petugas kesehatan klinik perusahaan.

Sebelumnya, Direktur PT BAI Santoni mengatakan, kedatangan pekerja asing saat ini lebih kondusif dibandingkan beberapa waktu lalu. Ia menilai masyarakat sudah memahami bahwa pekerja ini hanya bekerja di industri untuk sementara waktu.

Para TKA Cina itu memiliki keahlian di berbagai bidang untuk membangun PLTU dan smelter di Galang Batang. Pembangunan PLTU di lokasi perusahaan ditargetkan selesai pada November 2020, sedangkan pembangunan smelter pada Januari 2021 sudah beroperasi. (kom/Red)