Jakarta, Suryanews.co.id – Sebuah video yang menampilkan pelarungan jenazah ABK WNI ke laut, viral di media sosial. Salah satu media televisi Korea Selatan (Korsel) mengangkat peristiwa pelarungan tersebut dan diserbarluaskan oleh YouTuber asal Korsel, Jang Hansol di kanalnya ‘Korea Reomit’.
Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti ikut bicara soal kasus tersebut. Menurutnya, itu lah kenapa pada masanya ia ingin pencurian ikan atau Illegal, Unreported and Unregulated (IUU Fishing) harus dihentikan. Kasus serupa disebut pernah terjadi di Benjina, Kepulauan Aru, Provinsi Maluku.
“Itulah kenapa Ilegal Unreported Unregulated Fishing harus dihentikan. Ingat dulu kasus Benjina? Dibawah ini berita dari Korea,” kata Susi lewat akun Twitternya @susipudjiastuti
Susi mengingatkan kembali masyarakat akan kasus perbudakan manusia di Benjina, yang sudah terjadi bertahun-tahun. Di perairan Somalia, disebut juga pernah terjadi kasus ABK WNI yang kelaparan dan satu per satu dilepas ke pantai.
“Tonton Benjina .. yg begini ratusan sudah terjadi bertahun tahun. Abk Indonesia di perairan Somalia, yg mati kelaparan satu persatu dikapal dilepas pantai. Tidak ada suplai .. cari artikelnya pasti ada,” imbuhnya.
Susi membeberkan bagaimana IUUF bekerja selama ini. Dia bilang, IUUF merupakan kejahatan lintas negara yang dilakukan di beberapa wilayah laut, oleh crew dan ABK dari beberapa negara. “Hasil tangkapannya dijual ke beberapa negara, melanggar hukum banyak negara,” bebernya.
Pelanggaran yang dilakukan tak hanya soal penangkapan biota laut. Tak jarang para pelaku ilegal fishing menyelundupkan berbagai komoditi termasuk narkoba melalui jalur laut yang sulit diacak. Berbagai pelanggaran dari kedaulatan wilayah laut hingga perbudakan manusia juga disebut kerap terjadi.
Kejadian ini dianggap serius sampai berbagai negara membuat Satuan Tugas (Satgas). Di AS, Presiden Barack Obama pada masanya membuat Task Force IUUF.
“Indonesia di bawah Pak Jokowi jg membuat Satgas 115. Yg dulu rencananya akan dibuat multi door menangani semua kejahatan di Laut,” ujarnya.
Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo akan menindaklanjuti kabar soal
tiga jenazah anak buah kapal (ABK) Warga Negara Indonesia (WNI) yang dilarung ke laut.
Melalui akun Instagramnya @edhy.prabowo, ia menjelaskan empat sikap yang akan diambil terkait persoalan tersebut. Pertama, akan berkoordinasi lintas kementerian untuk menindaklanjuti kabar tersebut.
“Berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri, Kementerian Perhubungan, Kementerian Tenaga Kerja, dan BNP2TKI (Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia) terkait hal ini,” kata Edhy
Kedua, pihaknya akan menelusuri dugaan eksploitasi ABK Indonesia. Jika benar terjadi eksploitasi ia akan melaporkan ke Regional Fisheries Management Organization (RFMO) agar perusahaan dan kapal diberikan sanksi sesuai aturan yang berlaku.
“Kami juga akan melakukan pengecekan terkait dokumen dan kontrak, para ABK Indonesia yang diduga mengalami eksploitasi,” ucapnya.
Terakhir, Edhy bilang, akan menemui para ABK yang selamat untuk dimintai keterangan. Perusahaan diminta bertanggung jawab agar hak-hak para ABK dipenuhi.
“Saya akan menemui para ABK kita yang selamat dan meminta pertanggungjawaban perusahaan yang merekrut dan menempatkan para ABK ini, agar hak-hak nya dipenuhi,” ujarnya.(Det/Red)