Lamongan, Surya News – Pandemi Covid 19 yang sekian lama belum kunjung usai, sangat memberikan dampak bagi perekonomian bangsa dan negara, bagaimana tidak, semenjak pandemi covid 19 melanda Indonesia, semua aktifitas perekonomian sangat dibatasi.
Masyarakat kalangan menengah ke bawah khususnya, betul betul merasakan kesulitan dalam perekonomian, mulai dari pekerja pabrik yang di PHK, pedagang yang terbatas jualannya, pengusaha angkutan dan lain sebagainya. Mereka semua memutar otak untuk mengalihkan usahanya dengan maksud agar bisa keluar dari dampak Pandemi Covid 19.
Halnya di kota wingko Babat, kota yang merupakan pusat perdagangan dan disebut kota segi tiga emas ini sekarang seolah menjadi kota yang mati tk seramai dulu lagi. Stand pasar yang mulai terlihat tutup karena sepinya pembeli dan usaha lainnya juga mulai menunjukan kemunduran dari sebelumnya.
Begitu juga nampak dari pengusahan angkutan umum, trayek Babat – Bojonegoro yang saat ini mulai mengalihkan kendaraannya menjadi mobil angkutan barang. Hal ini disebabkan angkutan umum yang tidak ada lagi penumpangnya, menjadikan pemasukan mereka sangat berkurang sehingga tak sebanding dengan pengeluaran mereka.
“JN” (inisial) salah satu pengusahan angkutan umum di babat menuturkan, “susah pak sekarang, cari penumpang sulit, masyarakat sekarang memilih pakai sepeda motor, karena mereka takut corona”. Hal yang sama juga diungkapkan oleh sopir “Kabul” yang mengeluhkan soal setoran mobil yang dia sopiri. “Setoran mesti, solar mesti tapi penumpang gk onok pak” (setoran pasti, solar pasti, namun penumpang tidak ada) ungkap kabul pada redaksi.
Angkutan yang sebelumnya mengandalkan penumpang dari para pedagang dan anak sekolah, sekarang tidak ada lagi yang diharapkan. Dengan terpaksa para pengusaha mengalihkan fungsi kendaraan mereka menjadi angkutan barang, dimana dengan cara seperti itu mereka masih bisa mendapatkan untung walaupun tidak seberapa, namun masih bisa menutupi pengeluaran.
(Untung S)
