Magetan, SURYANEWS.CO.ID – Entah bagaimana ceritanya, ada mitos warga dari dua kota ini pantangan naik Gunung Lawu. Ya warga Bojonegoro dan Cepu, Blora konon dilarang kerasa mendaki Gunung Lawu. Destinasi pendakian para petualang yang menyimpan aura mistis ini konon menolak warga dari dua daerah itu.
“Memang ada mitos ada pantangan bagi orang Cepu dan Bojonegoro untuk tidak mendaki ke Gunung Lawu. Dari yang sering terjadi kalau musibah orang meninggal saat pendakian berasal dari Cepu, Bojonegoro dan sekitarnya,” kata Kepala Dusun Cemoro Sewu, Magetan , Agus Suwandono kepada dilasir dari detik.com (10/7/2020).
Menurut penuturan Agus, dalam legendanya, Raja Majapahit Prabu Brawijaya pada tahun 1400 M pernah beradu kesaktian dengan pimpinan Bojonegoro dan Cepu. Kala itu, pimpinan dari wilayah tersebut kalah dan tumbang.
“Jadi mitosnya dalam legenda pemimpin Cepu dan Bojonegoro dikalahkan Brawijaya, Raja Majapahit yang bertapa di Gunung Lawu,” ungkapnya.
Agus mengatakan mitos tersebut hingga saat ini masih berkembang. Pendaki yang melanggar pantangan itupun tak jarang mendapat musibah saat pendakian.
“Dulu waktu kebakaran yang meninggal orang Jakarta, tapi setelah ditelusuri punya silsilah keturunan dari Cepu. Tapi ini boleh percaya boleh tidak,” tuturnya.
Para pendaki yang naik ke puncak Gunung Lawu paling ramai yakni selama sebulan pada Bulan Suro. Pendaki datang dari berbagai daerah di Indonesia untuk ritual mendoakan leluhur Gunung Lawu (Red)