MUI Jatim Siap Jadi Mitra Pemerintah dengan Instrumen Keagamaan

0
326

Surabaya, SURYANEWS.CO.ID – Provinsi Jawa Timur merupakan provinsi besar dan maju yang membutuhkan kolaborasi semua pihak termasuk kalangan ulama yang ada di Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur. Demikian disampaikan oleh KH M Hasan Mutawakkil Alallah Ketua Umum MUI Jawa Timur dalam Rapat Kerja Daerah (Rakerda) MUI Jawa Timur pada Sabtu (1/5/2021) sore di Hotel Shangrila Surabaya.

Hadir dalam kesempatan tersebut KH Miftachul Akhyar Ketua Umum MUI Pusat, Amirsyah Tambunan Sekretaris Jenderal MUI Pusat, Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak Wakil Gubernur, KH Marzuki Mustamar Ketua PW Nahdlatul Ulama Jawa Timur, Saad Ibrahim Ketua PW Muhammadiyah dan segenap dewan pimpinan MUI Jawa Timur dan MUI Kab/Kota se-Jawa Timur.

“MUI akan melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sesuai dengan lima platform yang di antaranya adalah MUI menjadi mitra strategis pemerintah dengan instrument-instrumen keagamaan,” kata Kiai Mutawakkil berdasarkan keterangan tertulis yang diterima suarasurabaya.net.

Karena itu, lanjut Pengasuh Ponpes Zainul Hasan Genggong Probolinggo ini, MUI Jawa Timur memiliki tiga program prioritas dalam periode lima tahun ini. Pertama, pengembangan kualitas kehidupan keagamaan. Kedua, pengembangan kualitas kehidupan dan kesejahteraan masyarakat. Ketiga, pengembangan ekosistem industri halal.

“Ketiga hal ini semuanya penting, terutama yang terkait dengan ekonomi. Sebab kami megamati betul kenyataannya bahwa ekosistem industri dunia akhir-akhir ini kecenderungannya pada industri halal, ekonomi dan keuangan syariah serta bisnis digital,” tambah Mantan Ketua PWNU Jawa Timur ini.

Untuk mewujudkan peran tersebut, ujar Kiai Mutawakkil, pihaknya telah merumuskan program bersama seluruh komisi, lembaga dan badan yang menjadi perangkat MUI Jawa Timur. Masing-masing telah menyampaikan uraian programnya dalam partemuan pada pertenghan April lalu.
“Setelah saya amati program yang diekspos sudah sesuai dengan situasi dan kondisi yang kita hadapi. Juga sudah mencakup tiga bidang prioritas MUI Jawa Timur,” ulas Kiai Mutawakkil.

Ia juga berpesan agar seluruh Pengurus MUI Jawa Timur dalam setiap langkahnya menjadikan filosofi dan konsep niat ibadah yang sudah biasa dijalankan dalam kehidupan sehari-hari. Kiai Mutawakkil mengibaratkan filosofi tersbeut terdapat dalam niat wudhu.

“Nawaitu adalah perencanaan. Al-wudhu adalah aktivitas yang akan dilakukan. Li raf’il hadatsil ashghari adalah target dan tujuan yang hendak dicapai. Fardhal lillahi ta’ala adalah penegasan dari inti semua tujuan dan program. Konsep dan filosofi niat ibadah seperti ini yang harus kita jalankan,” kata Kiai Mutawakkil.

Dengan kata lain semua perangkat organisasi MUI Jatim dan MUI Kab/Kota se Jawa Timur diharapkan memiliki program dengan orientasi yang sesuai mandat program prioritas, kemudian terdefinisi dengan jelas, disertai inovasi dengan target yang terukur dan dilakukan semata-mata untuk mencari ridha Allah Allah dalam rangka li I’lai kalimatillah.(SSnet/Red)