Tanjungpinang, SURYANEWS.CO.ID – Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau sudah dua kali menyurati Kimia Farma agar menurunkan harga tes COVID-19 GeNose yang dinilai terlalu memberatkan masyarakat di daerah setempat.
Sekdaprov Kepri TS Arif Fadillah di Tanjungpinang, Rabu mengatakan pihaknya menginginkan harga tes GeNose diturunkan separuh harga dari Rp40 ribu menjadi Rp20 ribu.
“Sudah dua kali kami surati, namun belum ada tanggapan dari Kimia Farma, ditambah harga tes GeNose ini berlaku secara nasional,” ucap Arif Fadillah.
Dia opitimis pihak Kimia Farma akan mempertimbangkan permintaan penurunan harga tes GeNose itu. Seperti yang diterapkan di sejumlah stasiun Kereta Api Indonesia (KAI), yang mana harga tes GeNose ditetapkan sebesar Rp20 ribu, kendati belakangan kembali naik menjadi Rp30 ribu.
“Dalam waktu dekat, mudah-mudahan ada respon baik dari Kimia Farma,” ujarnya.
Lebih lanjut, Arif menyampaikan saat ini tes GeNose menjadi salah satu syarat wajib warga yang melakukan perjalanan laut antarpulau di Provinsi Kepri. Daerah notabane 96 persen lautan itu memang hanya mengandalkan transportasi laut untuk bepergian.
Dia mengakui penerapan GeNose menuai pro kontra di kalangan masyarakat. Banyak yang mendukung, dan tidak sedikit pula yang menolak.
Seperti seorang calon penumpang Pelabuhan Sri Bintan Pura (SBP) Tanjungpinang tujuan Tanjung Batu, Karimun, Idham menyampaikan tes GeNose cukup memberatkan karena dia harus mengeluarkan biaya tambahan di samping biaya pass masuk pelabuhan dan tiket kapal.
Dia merinci biaya pass masuk plus tiket kapal sebesar Rp250 ribu, lalu ditambah biaya GeNose Rp40 ribu. Sehingga total uang yang harus dikeluarkan sebesar Rp290 ribu untuk sekali berangkat.
“Ini memberatkan kami. Mohon ditinjau lagi harganya, karena ekonomi juga tengah merosot dampak pandemi,” ujar Idham.
Berbeda dengan Mikhael, penumpang kapal tujuan Batam itu justru mengaku harga tes GeNose cukup terjangkau dan berlaku merata secara nasional sebesar Rp40 ribu.
“Alat ini merupakan produksi anak negeri guna memutus mata rantai penyebaran COVID-19,” demikian Arif.