SuryaNews-Jakarta Menuju Event Single Women’s Asia-Cup, di Mascut, Oman. Yang akan berlangsung 21-28 Januari, ini ada 20 pemain putri yang akan ikut berlaga disana.
Berikut adalah profil pemain, yang berhasil ditemui Ari Rienaldy, dari Humas PPFHI, 3 diantaranya adalah:
Panggilannya, Wida. Lengkapnya, Widadina Farihah. Gadis, 20 tahun, mahasiswi politeknik, Jakarta, ini. Sudah menggeluti hockey, sejak SMA. “Kebetulan di SMAN 98, beberapa teman, juga suka main barengan. Jadi kami selalu bersemangat”, kata Wida, yang masih “menjomblo”, alias ngaku belum punya pacar ini.
Wida, mewakili team putri DKI, saat PON, di Papua 2021. Disamping itu, berbagai pengalaman bertanding, sudah dienyamnya. “Tapi kebanyakan di venue indoor”, katanya. Dari PON itulah, Wida, dilirik coach Dharma untuk masuk team pelatnas.
Event Single Women’s di Oman, Januari akhir, ini menjadi ajang debut permainan internasionalnya, yang pertama. “Kami berlatih keras untuk itu. Disamping waktunya sangat mepet, kami dalam team ini, juga baru berkumpul dipelatnas, beberapa minggu lalu”, kata anak bontot, dari dua bersaudara ini.
Untungnya coach Dharma, mampu melatih kami, dengan sangat baik. “Dia bisa melihat kekurangan kami, yang mana hal tersebut, belum tentu bisa dilihat oleh pelatih lain”, kata Wida, yang berposisi sebagai midfielder.
“Kami mohon doa restu dari semua pihak, agar kami bisa menjalankan tugas kami, dengan sebaik-baiknya”, kata si empunya senyuman manis ini.
**
Asti Dewi Prasasti (25 thn). Anak kedua, dari tiga bersaudara. Bermain pada posisi forward (penyerang tengah). Tugas dan tanggung jawabnya, lebih banyak bagaimana mesti menggedor dan menjebol gawang lawan. “Walah, gak menghitung, mas. Berapa banyak goal yang sudah saya lesakkan ke gawang lawan”, kata Asti, begitu dia biasa dipanggil, sambil tersenyum.
Gadis manis, yang mengenal permainan hockey, sejak duduk di kelas 5 SD ini, setelah lulus SMA, langsung bekerja. “Saya bekerja sebagai wartawan, disalah satu portal berita”. Jadi, lanjutnya, saya tidak sempat melanjutkan kuliah.
Pengalaman panjang yang sudah digelutinya itu, membawa Asti keberbagai pertandingan. “Sudah 3 kali ikut PON. Terakhir, PON di Papua itu”.
Event Single Women’s di Oman, ini adalah satu pengalaman, yang sudah barang tentu akan sangat berharga. “Kami semua, sedang mempersiapkan diri sebaik mungkin. Kami tentu akan tampil maksimal, sesuai dengan kemampuan kami. Kami mohon doa restu”, ujarnya, sambil berlarian, kembali menuju lapangan base camp.
***
Lispa
Namanya, begitu singkat. Lispa. Mahasiswi semester akhir di UPI, Jakarta ini, bermain diposisi forward, penyerang sayap. “Saya mesti lebih banyak memberikan umpan-umpan matang, dari sayap kiri/kanan”, jelasnya.
Gadis 24 tahun ini, berasal dari Ciamis, ini mengawali karirnya ketika duduk di kelas 1 SMA, di Ciamis. Ketika melanjutkan sekolahnya di Bandung, saat itulah lantas masuk sebuah club. “Dari situlah, saya lebih serius bermain”.
Dua kali, saya telah mengikuti PON. Pada event Asian Games, Jakarta itu, saya juga bermain. “Waktu itu, kami masuk peringkat 7”, kata Lispa, mengenang.
Di Oman ini, kami mendapatkan tempaan berlatih lebih keras. “Coach Dharma, orangnya tegas. Detail. Dan teliti. Tapi bercanda, pun bisa kok. Jadi kami enjoy saja”, ujar Lispa menutup perbincangan, sambil mohon doa restu dari semua pihak.
Penulis: Ari Rienaldy, Humas PPFHI.