Lamongan, Surya News – Nenek yang satu ini tinggal di teras toko lebih tepatnya dibawah masjid pasar Babat, banyak waktu ia habiskan di teras toko tersebut yang kurang lebih sudah 2 tahun. Sebenarnya banyak yang kasihan melihatnya keterangan dari salah satu pedagang yang lokasi berdagangnya cukup dekat dengan nenek tersebut tinggal.
Ia bercerita panjang lebar tentang kehidupan masa lalunya kepada awak media, nenek tersebut berasal kabupaten Nganjuk dimasa mudanya ia adalah salah satu penari ledek dalam kesenian jawa, menikah tiga kali sayang tidak dikaruniai momongan, mbah Munasri bilang bahwa suaminya yang terakhir adalah orang Sekaran kabupaten lamongan
Dalam hidup keseharian beliau agak sensitif
dengan pembicaraan orang – orang yang berada disekitarnya, tak jarang ia memarahi
mereka semua, minta – minta (ngemis) bahasa jawabnya menjadi pekerjaan ia, memang hasilnya tak seberapa tapi cukup untuk biaya
hidup sehari, tak jarang ibu – ibu yang datang
kepada beliau untuk sekedar memberi uang
atau makanan. Ia mas lupa beliau agak terganggu masalah pendengaran.
Harapan ia supaya dijauhkan dari segala penyakit, alasanya kalau sakit ngak ada yang
ngrawat dan menunguinya kenapa ngak ikut
sanak keluarga?..…tidak punya jawabnya lirih, seandainya punya keluarga mungkin beliau tak akan mau tinggal di emperan toko. Pernah akan
di bawa ke panti sosial ia juga ogah, awak media kurang tau alasan beliau menolaknya.
(Untung S).