SuryaNews Batam-Polemik relokasi masyarakat Rempang ke Galang untuk kepentingan investasi harus segera diselesaikan. Lahan di Rempang seluas 17 ribu hektar ini sudah terkapling-kapling oleh pengusaha. Bahkan ada beberapa pengusaha menguasai hingga ratusan hektar.
“Saya yakin protes penolakan relokasi bukan murni masyarakat Tempatan atau Melayu, tapi ditumpangi kepentingan para pengusaha penguasa lahan tersebut, melalui orang-orangnya yang menjaga lokasi selama ini,” kata Ketua BPKPPD Kepri, Edy Susilo SSos kepada media (29/8)
Menurut Edy, pemerintah perlu mengambil langkah strategis dengan memverikasi penduduk di Rempang agar solusi segera bisa dilakukan. Bahkan kalaupun masyarakat tempatan di sana tidak jadi direlokasipun, tidak akan mengganggu jalannya investasi pabrik kaca terbesar kedua di dunia PT. Xinyi senilai Rp. 176 triliun.
“Tetapi ada kepentingan pengusaha yang menguasai lahan di sana dan merasa memiliki tanpa prosedur yang benar. Banyak pengusaha asal kuasai lahan kemudian berperan jadi calo, dijual ke investor dengan harga sesuka hati mereka.” jelas Edy.
Edy menegaskan bahwa urusan investasi Rempang merupakan perjalanan panjang pengembangan pulau tersebut sejak 2004. “Ketika Investasi tersebut bakal terwujud mestinya semua pihak mendukung, karena multiplayer effeck positif bagi perekonomian sekitar Batam dan Kepri,” ujarnya.
Edy berpesan agar masyarakat Melayu percaya kepada pemimpin di Batam akan memberikan solusi terbaik bagi mereka. “Pembangunan pada hakekatnya untuk kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat, apalagi bagi Masyarakat Melayu sebagai tuan rumahnya. Pengembangan Pulau Batam yang sudah berkembang sejauh ini jelas telah memberikan kontribusi kemajuan bagi wilayah Kepri umumnya.” papar Edy.
Untuk Edy juga berpesan kepada pemerintah di Batam tidak melakukan tindakan-tindakan yang dianggap mengkhianati kepercayaan masyarakat , sebelum terjadi kesepakatan yang sama-sama menguntungkan. “Tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan dengan baik. Tapi jangan ada penumpang gelap yang justru punya kepentingan besar terhadap situasi ini.” tegasnya.
BPKPPD Kepri mensinyalir lahan di Rempang-Galang nayoritas dikuasai pengusaha dari bidang elektronik, hotel, pariwisata dan properti. “Mengapa mau mengambil keuntungan besar dari penguasaan lahan tersebut. Ini yang perlu segera ditindak dan diluruskan,” tambah Edy. ***