Wabup Bojonegoro: Jangan ditutup-tutupi, Masyarakat harus Tahu, Tentang Rapid Tes Kapala Dinas dan Kabag Positif Corona

0
540

Bojonegoro, Suryanews.co.id – Wakil,Bupati Bojonegoro meminta Bupati Anna Muawanah membuka informasi secara transparan terkait data Covid-19 di Bojonegoro. Termasuk hasil rapid test yang dilakukan Pemkab terhadap pejabat di lingkup Pemkab Bojonegoro.

“Informasinya ada beberapa pejabat Pemkab, Kepala dinas dan kepala bagian di Pemkab Bojonegoro yang hasilnya positif Corona saat dilakukan rapid test,” ujar Wakil Bupati Bojonegoro, Drs. H. Budi Irawanto. M. Pd, melalui selulernya, Rabu, (29/04/2020).

Keterbukaan data dalam perkembangan penangan Covid-19 di Bojonegoro sangat diperlukan agar masyarakat bisa lakukan antisipasi terhadap pergerakan di luar rumah.

“Jangan ditutup-tutupi, masyarakat harus tahu,” kata Budi Irawanto.

Terlebih hingga sekarang ini belum ada penetapan status terhadap pejabat yang terindikasi positif corona dalam rapid test.

“Memang hasil rapid tes positif corona bekum bisa dijafikan rujukan vakiditas kmnya, karena harus menunggu hasil tes swap yang telah dikirim ke Surabaya. Tetapi indikator hasil rapid test harus pula ditanggapi sebagai temuan yang berarti. Kan sekarang ini juga ada Orang Tanpa Gejala ( OTG ) Covid-19,” tutur Budi Irawanto lebih lanjut.

Informasi yang dihimpun di lingkungan Pemkab Bojonegoro, ada 4 pejabat Pemkab Bojonegoro tang positif corona saat dilakukan rapid test. Keempat pejabat tersebut telah diisolasi di hotel GDK, milik Pemkab yang berada di Jalan Trunojoyo, sejak Selasa (28/04/2020) setelah diketahui hasil rapid testnya.

Ke Empat pejabat yang diduga positif corona hasil rapid test, adalah Kepala dinas Kominfo, Plt, Kepala Bakesbangpol, Kabag Hukum, dan Kabag Ortala Pemkab Bojonegoro.

“Untuk positif tidaknya pejabat Pemkab yang terinfeksi corona masih tunggu hasil test swap dari Surabaya,” kata Wabup Bojonegoro, Budi Irawanto, lebih lanjut.

Bupati Bojonegoro, Anna Muawanah, saat dikonfirmasi wartawan soal hasil rapid tes yang dilakukan Pemkab Selasa kemarin, mengatakan hasilnya belum keluar. Rapid tes hanya dilakukan untuk tindakan pencegahan.

“Jika ada yang reaktif ya kita minta untuk diisolasi,” kata Ana Muawanah. Selanjutnya untuk data lebih lengkap bisa ke dinas kesehatan.

Sementara itu, dampak dari hasil rapid test pejabat Pemkab Selasa (28/04/2020), kemarin, telah membuat psykologis ASN Pemkab Bojonegoro tertekan.

Mereka tidak berani masuk kerja karena takut ketularan. Mereka berharap agar hasil tes swap yang dikirim ke laboratorium di Surabaya segera bisa diketahui hasilnya. (Nep/Red)